About

Pages

Rabu, 21 Januari 2015

PAPER

PENGARUH BULLYING TERHADAP 

PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH

BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, kata bullying sudah tidak asing lagi bagi kita. Bullying merupakan salah satu tindakan agresi dengan kekuatan dominan dari perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu orang lain atau yang lebih lemah darinya Terdapat tiga bentuk bullying, diantaranya adalah bullying fisik, bullying relasional (psikologis), bullying verbal, dan bullying cyber (Tyas, 2012). Bullying biasanya terjadi pada anak usia sekolah. Jika perilaku ini tidak mendapat tindakan lebih lanjut, maka akan membahayakan anak yang menjadi korban.
Prestasi belajar anak pasti dapat diraih jika diimbangi dengan situasi lingkungan yang kondusif. Akan berbeda jika anak berada dalam keadaan dibullying atau ditindas oleh temannya, apakah akan mempengaruhi prestasi belajarnya?  Maka dari itu dilakukan penulisan ini untuk mengetahui apakah adanya pengaruh bullying terhadap prestasi belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah:

  1.   Apakah pengaruh bullying terhadap prestasi belajar?

1.3. Tujuan Dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan ini bertujuan:

  1.  Untuk mengetahui apakah pengaruh bullying terhadap prestasi belajar.
  2.  Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang apa itu bullying dan  pengaruhnya.
Manfaat dari penulisan ini adalah:
Untuk penulis

  1. Menambah wawasan tentang perilaku bullying dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak.
  2. Melatih untuk mengembangkan kemampuan menulis dengan baik.
Untuk pembaca

  1. Menambah wawasan tentang perilaku bullying dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar.
  2. Menambah pemahaman tentang perilaku bullying dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar



BAB II

KAJIAN PUSTAKA


Bullying

2.1.  Definisi Bullying

Bullying merupakan kata serapan dari bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan penindasan. Bullying berasal dari kata bully yang berarti penggertak atau mengganggu orang yang lemah. Bullying merupakan salah satu tindakan agresi dengan kekuatan dominan dari perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan mengganggu orang lain atau yang lebih lemah darinya (Tyas, 2012).

Menurut Owelus (1994) bullying adalah tindakan negatif yang dilakukan seseorang atau lebih dan dilakukan berulang-ulang dari waktu ke waktu.

Menurut Rigby (2002) bullying sebagai penekanan atau penindasan berulang-ulang secara psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan yang kurang oleh orang atau sekelompok yang lebih kuat.

Menurut Coloroso (2003) bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Termasuk dalam tindakan yang direncanakan atau spontan, bersifat nyata dan hampir tidak terlihat, didepan atau dibelakang seseorang, mudah diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan oleh seseorang atau sekelompok.

2.2.  Bentuk Bullying

Bentuk bullying menurut Coloroso (2007: 47) adalah:

a)    Bullying Fisik
Bentuk dari bullying fisik adalah memukul, menyikut, mencekik, menendang, meninju, menggigit, atau mencakar anak yang ditindas. Bullying jenis ini adalah yang paling mudah untuk diidentifikasi.

b)    Bullying Relasional (Psikologis)
Bullying relasional adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran.

c)    Bullying Verbal
Bentuk dari bullying verbal berupa julukan nama, sindiran, celaan, fitnah, kritik tajam hingga penghinaan. Bullying verbal adalah salah satu jenis bullying yang mudah untuk dilakukan, dapat menjadi awal dari perilaku bullying lainnya.

d)    Bullying Elektronik (Cyber)
Bullying elektronik biasanya dilakukan melalui sarana elektronik handphone, e-mail, chatting room, dll. Bentuk dari bullying elektronik adalah meneror korban dengan kata-kata, gambar yang mengancam dan menyakiti.

2.3.  Penyebab Bullying

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya bullying. Menurut Quiroz et al (2006; dalam Anesti, 2009) menyatakan sedikitnya tiga penyebab bullying, yaitu:

a)    Hubungan Keluarga
Anak yang berada dalam lingkungan keluarga yang melakukan kekerasan, maka lama kelamaan anak akan merasa hal tersebut adalah perilaku yang dapat diterima. Selain itu, minimnya keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak juga dapat mempengaruhi perilakunya. Anak akan cenderung mencari perhatian di luar rumah dan mencari pujian atau pengakuan dari orang lain. Bentuk dari mencari perhatian diluar rumah ini yang kebanyakan mengarah pada hal negatif, salah satunya adalah membully temannya.

b)    Teman sebaya
Dalam berkegiatan, anak pasti tidak akan terlepas dari pengaruh teman sebaya. Oleh karena itu, salah satu faktor penting dari perilaku bullying adalah teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif. Contoh pengaruh negatifnya adalah menghasut teman-temannya untuk menjauhi, mengejek atau melakukan tindak kekerasan terhadap target bullying.

c)    Pengaruh media
Pengaruh media dapat berasal dari televisi atau dari media cetak seperti koran atau majalah. Tayangan televisi yang tidak mendidik akan membahayakan penontonnya, terutama anak usia sekolah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Saripah (2006:3) menunjukkan bahwa 56.9 % anak meniru adegan yang ditonton, dengan gerakan 64% dan kata-kata 43%. Media sangat mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang. Ini sangat mengkhawatirkan karena anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa dapat rusak karena pengaruh media.

2.4.  Karakteristik

a.    Korban Bullying
Coloroso (2007) menjelaskan karakteristik korban bullying, beberapa diantaranya adalah (a) Anak baru, (b) Anak yang paling muda, (c) Anak yang tidak mau berkelahi dan suka mengalah, (e) Anak penurut, (f) Anak yang paling miskin atau paling kaya, (g) Anak yang etnisnya dianggap rendah dan lain-lain.

b.    Pelaku Bullying
Field (dalam Rigby, 2002) mengemukakan beberapa karakteristik afektif pelaku bullying, yaitu: (a) tidak matang secara emosional, (b) kurangnya kepedulian dengan orang lain, (c) Moody dan tidak konsisten, (d) Mudah marah dan impulsive, (e) tidak memiliki rasa bersalah dan seterusnya.

 

Prestasi Belajar

2.5.  Definisi Prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Prestasi berasal dari bahasa belanda, yaitu prestatie dan dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu hal yang telah dikerjakan, diciptakan baik oleh individu atau kelompok.

2.6.  Definisi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Menurut Gredler (1994), belajar adalah proses untuk memperoleh berbagi kecakapan, keterampilan dan sikap. Peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari salah menjadi benar, dan yang kurang baik menjadi baik.
Menurut Baharudin dan Esa (2007)  belajar adalah aktifitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.

2.7.  Definisi Prestasi Belajar

Menurut Winkel (2004: 162) prestasi belajar adalah salah satu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapai.



BAB III

PEMBAHASAN


3.1. Pengaruh Bullying

Dampak bullying yang langsung dirasakan oleh korban adalah depresi. Korban akan merasa tidak aman berada di lingkungan luar sehingga akan lebih sering menyendiri. Hal ini berkaitan dengan topik penulisan, yaitu pengaruh bullying terhadap prestasi belajar anak usia sekolah. Anak yang mengalami bullying akan cenderung untuk tidak masuk sekolah agar menghindari temannya. Banyak alasan yang akan dikatakan oleh anak agar tidak pergi kesekolah. Salah satu contoh alasannya adalah berpura-pura sakit.
Jika anak sering tidak masuk sekolah tentunya akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Anak akan tertinggal materi pelajaran sehingga nilai nya juga akan menurun. Konsentrasi belajar menjadi terganggu. Fikirannya hanya mengkhawatirkan bagaimana caranya untuk bisa menghindar dari bullying temannya. Semangat belajar juga menurun. Anak merasa sudah tidak berguna lagi untuk melakukan kegiatan apapun termasuk belajar.
Meskipun hampir semua jurnal mengatakan bahwa adanya pengaruh bullying terhadap prestasi belajar, tetapi ada yang tidak mengatakan demikian. Bullying memang mempengaruhi prestasi belajar, tetapi tidak terlalu besar terlihat efeknya. Nilai anak tetap baik karena mereka meskipun dalam kondisi bullying, mereka mencoba untuk bertahan dan termotivasi untuk menunjukkan potensi mereka agar tidak direndahkan lagi.





BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan

Perilaku bullying jika dibiarkan terjadi tentunya akan membahayakan. Anak yang menjadi korban akan menjadi depresi sehingga dia akan sering menyendiri dan sulit bergaul. ini akan berpengaruh pada kegiatan anak di sekolah. Anak cenderung memilih untuk tidak masuk sekolah karena merasa tidak aman. Nantinya jika terus absen, dapat mempengaruhi prestasi belajarnya disekolah dengan menurunnya nilai. Tetapi ada kemungkinan anak tidak ingin selamanya direndahkan sehingga ia akan berusaha menunjukkan potensinya.

4.2. Saran

Berdasarkan penulisan diatas, maka sarannya adalah:

  1.   Penulis selanjutkan diharapkan dapat membuat yang lebih baik.
  2.  Sebaiknya informasi tentang bullying lebih banyak diberitahukan kepada masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA


Dwipayanti, I.A.S., & Indrawati, K.A. (2014). Hubungan antara tindakan bullying dengan prestasi belajar anak korban bullying pada tingkat sekolah dasar. Jurnal Psikologi Udayana, 2, 251-260.

Amrina, P. (2013). Pengaruh bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas vii di smpn 31 samarinda. Jurnal Psikologi.

Cook, C.R., Williams, K.R., Guerra, N.G., Kim, T.E., Sadek, S. (2010). Predictors of bullying and victimization in childhood and adolescence: A meta-analytical investigation. Social Psychology Quarterly, 25, 65-83.

Widayanti, C.G. (2009). Fenomena bullying di sekolah dasar negeri di semarang: sebuah studi deskriptif. Jurnal Psikologi Undip, 2.

Psikologi Mania. (2012, Juni). Definisi bullying. Diambil tanggal 15 Januari 2015, dari http://www.psychologymania.com/2012/06/definisi-bullying.html

Ilmu Pendidikan. (2012, November). Bentuk-bentuk bullying. Diambil tanggal 15 Januari 2015, dari http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/bentuk-bentuk-bullying.html

Ilmu Pendidikan. (2012, November). Bullying pada remaja. Diambil tanggal 15 Januari 2015, dari http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/bullying-pada-remaja.html

Nihaya, H. (2012, December 8). Bullying dan solusinya. Diambil tanggal 16 Januari 2015, dari http://harunnihaya.blogspot.com/2011/12/bullying-dan-solusinya.html

Ilmu Pendidikan. (2012, November). Faktor penyebab terjadinya bullying. Diambil tanggal 16 Januari 2015, dari http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/bentuk-bentuk-bullying.html

Setiawan, H. (2011, May 23). Pengertian belajar menurut para ahli. Diambil tanggal 19 Januari 2015, dari https://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/

Hardymoviz. (2012, Juni 12). Pengertian prestasi. Diambil tanggal 19 Januari 2015, dari http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/06/pengertian-prestasi.html



Jika ada yang ingin mengcopy paste, jangan lupa beri komentar yaa! thank you.


0 komentar:

Posting Komentar