MAX SCHELER
Biografi
Singkat
Max Scheler adalah
seorang filsuf Jerman yang
berpengaruh dalam bidang fenomenologi, filsafat sosial, dan sosiologi pengetahuan. Ia berjasa
dalam menyebarluaskan fenomenologi Husserl.
Scheler yang bernama lengkap Max Ferdinand Scheler ini lahir di Munich,
Jerman pada 22 Agustus 1874. Ayahnya adalah seorang yang beragama
Katolik-Lutheran dan Ibunya seorang yang beragama Yahudi Orthodok. Saat remaja,
dia masuk agama Katolik, kemungkinan karena konsepnya tentang Cinta. Sekitar
tahun 1921, ia menjadi tidak komiten.
![]() |
Max Scheler bersama muridnya dari Goettingenn |
Ia
menempuh studi tentang pengobatan di Muenchen
dan Berlin.
Setelah itu, Scheler menjadi dosen di Jena dan mendapat gelar Doctor pada
tahun 1897. Selain di Jena, ia juga pernah menjadi dosen di University of
Munich, Philosophical Society of Goettingen, University of Cologne, dan terakhir
di University of Frankfurt. Saat menjadi dosen di University of Munich, ia
bergabung dengan Phenomenological Circle in Munich. Scheler pertama kali
bertemu dengan Husserl di Halle. Saat
dia mengajar di University of Muenchen, fenomenologi Husserl dipelajari lebih
dalam oleh Scheler. Pada tahun 1919, Scheler menjabat sebagai guru besar
di Cologne.
Menuju akhir hidupnya, banyak undangan yang Scheler dapat
dari China, India, Japan, Russia, and Amerika Serikat. Tetapi karena saran dari
dokternya, ia membatalkan undangan yang telah dipesan oleh Star Line.
Scheler meninggal di Frankfurt, 19 Mei 1928 pada usia 54
tahun. Ia dikubur bersama dengan kuburan istri ketiganya di Cologne.
Perbedaan
antara Scheler dan Husserl
Ada pengaruh kuat dari fenomenologi Husserl pada Scheler
meskipun Scheler tidak pernah menjadi muridnya. Tetapi Max Scheler
mengembangkan suatu fenomenologi yang khas dan boleh dikatakan kontras dengan
fenomenologi Husserl. Husserl minat kepada fenomenologi mengarah pada
pembentukan pengetahuan yang kokoh (rigorous
science) dan murni dengan metode yang ketat. Sebaliknya, Scheler minat
kepada fenomenologi yang mengarah pada sikap
dalam hubungan langsung dengan kenyataan berdasarkan intuisi.

Max Scheler pada tahun 1913

Ajaran tentang Nilai Material
Macam Macam Nilai
Karena nilai bersifat mandiri (independen), maka secara fenomenologis nilai,
ada beberapa nilai yang berbeda menurut tatarannya. Ada jenis nilai yang
berkaitan dengan rasa kesenangan
dapat ditangkap dengan panca indera. Ada nilai
vital ,yakni menyangkut pengalaman-pengalaman yang lebih mendalam seperti
rasa kuat dan lemah, kehalusan dan kekasaran, kesehatan dan kesakitan dsb. Pada tataran
lain ada nilai-nilai rohani,
misalnya nilai-nilai estetis, yang menyangkut rasa keindahan, nilai-nilai
epistemologis yang menyangkut rasa benar dan salah, rasa keadilan dan
ketidakadilan. Nilai-nilai religius ,yang
berkaitan dengan yang kudus. Pada tataran rohani dan religius, nilai-nilai itu
berlaku untuk makhluk manusiawi sebagai ukuran pribadi. Nilai-nilai tidak tergantung
pada bendanya, melainkan member kualifikasi (sifat) pada benda atau kegiatan.
Scheler berpendapat bahwa moral bukanlah nilai objektif
seperti yang termasuk pada tataran, melainkan penyerapan manusia terhadap nilai-nilai
itu dan perwujudan nilai-nilai itu dalam tindakan manusia.
![]() |
Max Scheler, awal tahun 1928 |
Ajaran Tentang Cinta
Menurut
Scheler ada tiga macam kegiatan manusia yang memberikan ciri kemanusiaannya
secara pribadi. Kegiatan yang pertama adalah refleksi, yakni kegiatan yang membuat dirinya sebagai objek
pemikiran. Kegiatan kedua adalah abstraksi
atau ideasi, yakni menangkap hakekat dari kebenaran dari luar dirinya (eksitensi).
Dan kegiatan yang ketiga adalah cinta.
Dari ketiga kegiatan tersebut, kegiatan cintalah yang paling penting bagi
manusia sebagai pribadi.
Anjuran cinta dari Scheler ini dipengaruhi oleh Plato dan
Agustinus yang merupakan sifat mistis dan religus. Berfilsafat bukan pertama-tama melakukan abstraksi atau
usaha menguasai “ada” eksistensi sebagaimana yang dirintis oleh Descartes dst.
Scheler menggariskan perlunya moral dengan mana pengetahuan filsafat mencapai
tujuannya yang sejati.
|
Dalam
hal ini cinta dilihat dalam kerangka pengetahuan manusia. Cinta merupakan
bagian pribadi rohani yang diarahkan kepada nilai yang absolut. Cinta
mengarahkan pribadi rohani manusia melampaui horisonnya yang sempit terhadap
totalitas. Untuk sampai pada cinta ini, Scheler menunjuk dua sikap lain yaitu
kerendahan hati, yang memuat ego kodrati menyerah pada ada dan penguasaan diri
yang berarti pengekangan naluri-naluri yang biasanya menyertai pengetahuan indera.
Dengan ketiga disposisi ini Scheler kemudian menemukan
tiga kenyataan filsafat, yaitu:
1) Bahwa
ada sesuatu (yang bukan sekedar cogito
ala Descartes)
2) Bahwa
ada yang absolut
3) Mampunyai
hakekat (Wesen) dan eksistensi (Dasein) yang selalu diketahui
Karya Max Scheler adalah:
- 1912
terbit Uber Ressentiment und moralisches werturteil (Tentang Ressentiment dan putusan nilai moral).
- 1913
terbit Wesen und Formen der Sympathie (Hakikat dan bentuk-bentuk simpati).
- 1913
terbit Der Formalismus in der Ethik und die matiriale wertethik
(Formalisme dalam etika dan etika nilai yang bersifat material).
- 1921
Vom Ewigen im Menschen (Tentang yang abadi dalama diri manusia)
Menurut saya tentang Max
Scheler, ia adalah seorang filsuf yang hebat karena dia tidak hanya ingin
bertumpu pada fenomenologi Husserl saja tapi dia ingin terus mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya tentang fenomenologi dan semangatnya untuk terus belajar.
Antiquity
believed that the forces of love in the universe were limited. Therefore they
were to be used sparingly,and everyone was to be loved only according to his
value.”
- Max Scheler, Ressentiment -
- Max Scheler, Ressentiment -
Daftar Pustaka
Disarikan
dari Buku Filsafat Kontemporer.
Frings,
Professor. (n.d). Biographical Data. Retrieved from
Frings,
Professor . (n.d). Synopsis of his
Tought. Retrieved from
Wikipedia.
(2014). Max Scheler. Retrieved from
Anon.
(n.d). Max Scheler quotes. Retrieved from
hai lidya, bagaimanakah definisi cinta menurut anda?
BalasHapus