About

Pages

Rabu, 22 Oktober 2014

Tugas GSLC [MAX SCHELER]

MAX SCHELER



Biografi Singkat

Max Scheler adalah seorang filsuf Jerman yang berpengaruh dalam bidang fenomenologi, filsafat sosial, dan sosiologi pengetahuan. Ia berjasa dalam menyebarluaskan fenomenologi Husserl. Scheler yang bernama lengkap Max Ferdinand Scheler ini lahir di Munich, Jerman pada 22 Agustus 1874. Ayahnya adalah seorang yang beragama Katolik-Lutheran dan Ibunya seorang yang beragama Yahudi Orthodok. Saat remaja, dia masuk agama Katolik, kemungkinan karena konsepnya tentang Cinta. Sekitar tahun 1921, ia menjadi tidak komiten.

Max Scheler bersama muridnya dari Goettingenn
Ia menempuh studi tentang pengobatan  di Muenchen dan Berlin. Setelah itu, Scheler menjadi dosen di Jena dan mendapat gelar Doctor pada tahun 1897. Selain di Jena, ia juga pernah menjadi dosen di University of Munich, Philosophical Society of Goettingen, University of Cologne, dan terakhir di University of Frankfurt. Saat menjadi dosen di University of Munich, ia bergabung dengan Phenomenological Circle in Munich. Scheler pertama kali bertemu dengan Husserl di Halle.  Saat dia mengajar di University of Muenchen, fenomenologi Husserl dipelajari lebih dalam oleh Scheler. Pada tahun 1919, Scheler menjabat sebagai guru besar di Cologne.
Menuju akhir hidupnya, banyak undangan yang Scheler dapat dari China, India, Japan, Russia, and Amerika Serikat. Tetapi karena saran dari dokternya, ia membatalkan undangan yang telah dipesan oleh Star Line.
Scheler meninggal di Frankfurt, 19 Mei 1928 pada usia 54 tahun. Ia dikubur bersama dengan kuburan istri ketiganya di Cologne.

 

Perbedaan antara Scheler dan Husserl


Ada pengaruh kuat dari fenomenologi Husserl pada Scheler meskipun Scheler tidak pernah menjadi muridnya. Tetapi Max Scheler mengembangkan suatu fenomenologi yang khas dan boleh dikatakan kontras dengan fenomenologi Husserl. Husserl minat kepada fenomenologi mengarah pada pembentukan pengetahuan yang kokoh (rigorous science) dan murni dengan metode yang ketat. Sebaliknya, Scheler minat kepada fenomenologi yang mengarah pada sikap dalam hubungan langsung dengan kenyataan berdasarkan intuisi.

  
Max Scheler pada tahun 1913



     Ajaran tentang Nilai Material


 
Fenomenologi Scheler diterapkan terutama pada penyelidikan nilai.Dalam Der Formalimus in der Ethik und die material Werthetik (1913),  Scheler membedakan nilai material dan nilai formal sebagaimana yang diajarkan oleh Immanuel Kant.  Dalam etika Kant, seseorang bertindak baik kalau ia menjalankan kewajibannya, yakni perintah moral yang disadarinya sebagai yang berlaku umum. Etika Kant memperlihatkan keunggulan perintah formal,sebab dengan itu ia mengatasi relativisme etis. Etika yang mendasarkan penilaian atau ukuran kebaikan pada materi perbuatan, menurut Kant mengandung bahaya menjadi relatif. Scheler setuju dengan kritik Kant terhadap terhadap relativisme etis. Tetapi Scheler berpendapat bahwa etika yang mendasarkan diri pada nilai material di luar perintah moral itu tidak harus bersifat relatif. Nilai adalah sesuatu yang independen, tidak berubah, yang objektif, menempati objek apapun dan dapat disebut indah, baik, atau benar.


Macam Macam Nilai


Karena nilai bersifat mandiri  (independen), maka secara fenomenologis nilai, ada beberapa nilai yang berbeda menurut tatarannya. Ada jenis nilai yang berkaitan dengan rasa kesenangan dapat ditangkap dengan panca indera. Ada nilai vital ,yakni menyangkut pengalaman-pengalaman yang lebih mendalam seperti rasa kuat dan lemah, kehalusan dan kekasaran, kesehatan dan kesakitan dsb. Pada tataran lain ada nilai-nilai rohani, misalnya nilai-nilai estetis, yang menyangkut rasa keindahan, nilai-nilai epistemologis yang menyangkut rasa benar dan salah, rasa keadilan dan ketidakadilan. Nilai-nilai religius ,yang berkaitan dengan yang kudus. Pada tataran rohani dan religius, nilai-nilai itu berlaku untuk makhluk manusiawi sebagai ukuran pribadi. Nilai-nilai tidak tergantung pada bendanya, melainkan member kualifikasi (sifat) pada benda atau kegiatan.
Scheler berpendapat bahwa moral bukanlah nilai objektif seperti yang termasuk pada tataran, melainkan penyerapan manusia terhadap nilai-nilai itu dan perwujudan nilai-nilai itu dalam tindakan manusia.

Max Scheler, awal tahun 1928

      Ajaran Tentang Cinta

Menurut Scheler ada tiga macam kegiatan manusia yang memberikan ciri kemanusiaannya secara pribadi. Kegiatan yang pertama adalah refleksi, yakni kegiatan yang membuat dirinya sebagai objek pemikiran. Kegiatan kedua adalah abstraksi atau ideasi, yakni menangkap hakekat dari kebenaran dari luar dirinya (eksitensi). Dan kegiatan yang ketiga adalah cinta. Dari ketiga kegiatan tersebut, kegiatan cintalah yang paling penting bagi manusia sebagai pribadi.

Anjuran cinta dari Scheler ini dipengaruhi oleh Plato dan Agustinus yang merupakan sifat mistis dan religus. Berfilsafat  bukan pertama-tama melakukan abstraksi atau usaha menguasai “ada” eksistensi sebagaimana yang dirintis oleh Descartes dst. Scheler menggariskan perlunya moral dengan mana pengetahuan filsafat mencapai tujuannya yang sejati.



Dalam hal ini cinta dilihat dalam kerangka pengetahuan manusia. Cinta merupakan bagian pribadi rohani yang diarahkan kepada nilai yang absolut. Cinta mengarahkan pribadi rohani manusia melampaui horisonnya yang sempit terhadap totalitas. Untuk sampai pada cinta ini, Scheler menunjuk dua sikap lain yaitu kerendahan hati, yang memuat ego kodrati menyerah pada ada dan penguasaan diri yang berarti pengekangan naluri-naluri yang biasanya menyertai pengetahuan indera.
Dengan ketiga disposisi ini Scheler kemudian menemukan tiga kenyataan filsafat, yaitu:
1)    Bahwa ada sesuatu (yang bukan sekedar cogito ala Descartes)
2)    Bahwa ada yang absolut
3)    Mampunyai hakekat (Wesen) dan eksistensi (Dasein) yang selalu diketahui


Karya Max Scheler adalah:

  •    1912 terbit Uber Ressentiment und moralisches werturteil (Tentang Ressentiment  dan putusan nilai moral).
  •   1913 terbit Wesen und Formen der Sympathie (Hakikat dan bentuk-bentuk simpati).
  •     1913 terbit Der Formalismus in der Ethik und die matiriale wertethik (Formalisme dalam etika dan etika nilai yang bersifat material).
  •     1921 Vom Ewigen im Menschen (Tentang yang abadi dalama diri manusia)


Menurut saya tentang Max Scheler, ia adalah seorang filsuf yang hebat karena dia tidak hanya ingin bertumpu pada fenomenologi Husserl saja tapi dia ingin terus mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang fenomenologi dan semangatnya untuk terus belajar.



Antiquity believed that the forces of love in the universe were limited. Therefore they were to be used sparingly,and everyone was to be loved only according to his value.” 
- 
Max Scheler, Ressentiment -








Daftar Pustaka


Disarikan dari Buku Filsafat Kontemporer.

Frings, Professor. (n.d). Biographical Data. Retrieved from

Frings, Professor . (n.d).  Synopsis of his Tought. Retrieved from

Wikipedia. (2014). Max Scheler. Retrieved from

Anon. (n.d). Max Scheler quotes. Retrieved from





1 komentar: