About

Pages

Rabu, 22 Oktober 2014

Pertemuan 4 Filsafat [Logika Induktif & Deduktif]

Hello everyone~
Ini adalah materi pertemuan ke 4 filsafat di kelas saya. Enjoy readers!


Logika
 atau Penalaran Induktif adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.

Berdasarkan dasar fakta dapat dirumuskan kesimpulan umum. Kesimpulan adalah generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan. Namun, kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara. Karena ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.

Persamaan penalaran induktif dengan deduktif
 →Argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.

Perbedaannya adalah penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.

Maka argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih (valid) atau tidak sahih (invalid), tapi berdasarkan probabilitas.

Cara Penalaran Induktif
 → Proses induksi mulai berdasarkan pada kejadian-kejadian dan gejala partikular. 
 Penal induksi adalah proses penalaran berdasarkan pengertian partikular atau premis          untuk hasilkan pengertian umum atau kesimpulan.

Tiga Ciri Penalaran Induktif
 1) Premis penal induktif = proposisi empiris yang ditangkap indera,
 2) Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam            premis.
 3) Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya  kredibilitas rasional = probabilitas.

Generalisasi Induktif
 → Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua.

Prinsip: Apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi.

Tiga syarat membuat generalisasi:
1) Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu,
2) Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja.
3) Dapat dijadikan dasar pengandaian.


Analogi Induktif
ANALOGI : Membicarakan tentang dua hal yang berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan: persamaan dan perbedaan.
Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi.

Maka analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang     kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain         yang mempunyai sifat esensial yang sama.

Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.
Contoh:    Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                 Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                 Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                 Mangga 4: kuning, besar, dan matang
                 Kesimpulan tentu manis juga.

Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
Bedanya dengan generalisasi induktif adalah dimana konklusinya berupa proposisi universal.Penalaran induktif konklusinya lebih luas daripada premis-premis.

Deduktif

Deduktif  sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘ umum’ .yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.

Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi. Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya mendahuli deduksi. Sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran



Disarikan dari PPT




0 komentar:

Posting Komentar