About

Pages

Veritas

Veritas berarti truth atau kebenaran.

Summaries

Summaries about our lesson in class.

Philosophy Characters

Philosopher from Ancient Greece until Contemporary

Profile

I like vintage.

Rabu, 22 Oktober 2014

Tugas GSLC [MAX SCHELER]

MAX SCHELER



Biografi Singkat

Max Scheler adalah seorang filsuf Jerman yang berpengaruh dalam bidang fenomenologi, filsafat sosial, dan sosiologi pengetahuan. Ia berjasa dalam menyebarluaskan fenomenologi Husserl. Scheler yang bernama lengkap Max Ferdinand Scheler ini lahir di Munich, Jerman pada 22 Agustus 1874. Ayahnya adalah seorang yang beragama Katolik-Lutheran dan Ibunya seorang yang beragama Yahudi Orthodok. Saat remaja, dia masuk agama Katolik, kemungkinan karena konsepnya tentang Cinta. Sekitar tahun 1921, ia menjadi tidak komiten.

Max Scheler bersama muridnya dari Goettingenn
Ia menempuh studi tentang pengobatan  di Muenchen dan Berlin. Setelah itu, Scheler menjadi dosen di Jena dan mendapat gelar Doctor pada tahun 1897. Selain di Jena, ia juga pernah menjadi dosen di University of Munich, Philosophical Society of Goettingen, University of Cologne, dan terakhir di University of Frankfurt. Saat menjadi dosen di University of Munich, ia bergabung dengan Phenomenological Circle in Munich. Scheler pertama kali bertemu dengan Husserl di Halle.  Saat dia mengajar di University of Muenchen, fenomenologi Husserl dipelajari lebih dalam oleh Scheler. Pada tahun 1919, Scheler menjabat sebagai guru besar di Cologne.
Menuju akhir hidupnya, banyak undangan yang Scheler dapat dari China, India, Japan, Russia, and Amerika Serikat. Tetapi karena saran dari dokternya, ia membatalkan undangan yang telah dipesan oleh Star Line.
Scheler meninggal di Frankfurt, 19 Mei 1928 pada usia 54 tahun. Ia dikubur bersama dengan kuburan istri ketiganya di Cologne.

 

Perbedaan antara Scheler dan Husserl


Ada pengaruh kuat dari fenomenologi Husserl pada Scheler meskipun Scheler tidak pernah menjadi muridnya. Tetapi Max Scheler mengembangkan suatu fenomenologi yang khas dan boleh dikatakan kontras dengan fenomenologi Husserl. Husserl minat kepada fenomenologi mengarah pada pembentukan pengetahuan yang kokoh (rigorous science) dan murni dengan metode yang ketat. Sebaliknya, Scheler minat kepada fenomenologi yang mengarah pada sikap dalam hubungan langsung dengan kenyataan berdasarkan intuisi.

  
Max Scheler pada tahun 1913



     Ajaran tentang Nilai Material


 
Fenomenologi Scheler diterapkan terutama pada penyelidikan nilai.Dalam Der Formalimus in der Ethik und die material Werthetik (1913),  Scheler membedakan nilai material dan nilai formal sebagaimana yang diajarkan oleh Immanuel Kant.  Dalam etika Kant, seseorang bertindak baik kalau ia menjalankan kewajibannya, yakni perintah moral yang disadarinya sebagai yang berlaku umum. Etika Kant memperlihatkan keunggulan perintah formal,sebab dengan itu ia mengatasi relativisme etis. Etika yang mendasarkan penilaian atau ukuran kebaikan pada materi perbuatan, menurut Kant mengandung bahaya menjadi relatif. Scheler setuju dengan kritik Kant terhadap terhadap relativisme etis. Tetapi Scheler berpendapat bahwa etika yang mendasarkan diri pada nilai material di luar perintah moral itu tidak harus bersifat relatif. Nilai adalah sesuatu yang independen, tidak berubah, yang objektif, menempati objek apapun dan dapat disebut indah, baik, atau benar.


Macam Macam Nilai


Karena nilai bersifat mandiri  (independen), maka secara fenomenologis nilai, ada beberapa nilai yang berbeda menurut tatarannya. Ada jenis nilai yang berkaitan dengan rasa kesenangan dapat ditangkap dengan panca indera. Ada nilai vital ,yakni menyangkut pengalaman-pengalaman yang lebih mendalam seperti rasa kuat dan lemah, kehalusan dan kekasaran, kesehatan dan kesakitan dsb. Pada tataran lain ada nilai-nilai rohani, misalnya nilai-nilai estetis, yang menyangkut rasa keindahan, nilai-nilai epistemologis yang menyangkut rasa benar dan salah, rasa keadilan dan ketidakadilan. Nilai-nilai religius ,yang berkaitan dengan yang kudus. Pada tataran rohani dan religius, nilai-nilai itu berlaku untuk makhluk manusiawi sebagai ukuran pribadi. Nilai-nilai tidak tergantung pada bendanya, melainkan member kualifikasi (sifat) pada benda atau kegiatan.
Scheler berpendapat bahwa moral bukanlah nilai objektif seperti yang termasuk pada tataran, melainkan penyerapan manusia terhadap nilai-nilai itu dan perwujudan nilai-nilai itu dalam tindakan manusia.

Max Scheler, awal tahun 1928

      Ajaran Tentang Cinta

Menurut Scheler ada tiga macam kegiatan manusia yang memberikan ciri kemanusiaannya secara pribadi. Kegiatan yang pertama adalah refleksi, yakni kegiatan yang membuat dirinya sebagai objek pemikiran. Kegiatan kedua adalah abstraksi atau ideasi, yakni menangkap hakekat dari kebenaran dari luar dirinya (eksitensi). Dan kegiatan yang ketiga adalah cinta. Dari ketiga kegiatan tersebut, kegiatan cintalah yang paling penting bagi manusia sebagai pribadi.

Anjuran cinta dari Scheler ini dipengaruhi oleh Plato dan Agustinus yang merupakan sifat mistis dan religus. Berfilsafat  bukan pertama-tama melakukan abstraksi atau usaha menguasai “ada” eksistensi sebagaimana yang dirintis oleh Descartes dst. Scheler menggariskan perlunya moral dengan mana pengetahuan filsafat mencapai tujuannya yang sejati.



Dalam hal ini cinta dilihat dalam kerangka pengetahuan manusia. Cinta merupakan bagian pribadi rohani yang diarahkan kepada nilai yang absolut. Cinta mengarahkan pribadi rohani manusia melampaui horisonnya yang sempit terhadap totalitas. Untuk sampai pada cinta ini, Scheler menunjuk dua sikap lain yaitu kerendahan hati, yang memuat ego kodrati menyerah pada ada dan penguasaan diri yang berarti pengekangan naluri-naluri yang biasanya menyertai pengetahuan indera.
Dengan ketiga disposisi ini Scheler kemudian menemukan tiga kenyataan filsafat, yaitu:
1)    Bahwa ada sesuatu (yang bukan sekedar cogito ala Descartes)
2)    Bahwa ada yang absolut
3)    Mampunyai hakekat (Wesen) dan eksistensi (Dasein) yang selalu diketahui


Karya Max Scheler adalah:

  •    1912 terbit Uber Ressentiment und moralisches werturteil (Tentang Ressentiment  dan putusan nilai moral).
  •   1913 terbit Wesen und Formen der Sympathie (Hakikat dan bentuk-bentuk simpati).
  •     1913 terbit Der Formalismus in der Ethik und die matiriale wertethik (Formalisme dalam etika dan etika nilai yang bersifat material).
  •     1921 Vom Ewigen im Menschen (Tentang yang abadi dalama diri manusia)


Menurut saya tentang Max Scheler, ia adalah seorang filsuf yang hebat karena dia tidak hanya ingin bertumpu pada fenomenologi Husserl saja tapi dia ingin terus mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang fenomenologi dan semangatnya untuk terus belajar.



Antiquity believed that the forces of love in the universe were limited. Therefore they were to be used sparingly,and everyone was to be loved only according to his value.” 
- 
Max Scheler, Ressentiment -








Daftar Pustaka


Disarikan dari Buku Filsafat Kontemporer.

Frings, Professor. (n.d). Biographical Data. Retrieved from

Frings, Professor . (n.d).  Synopsis of his Tought. Retrieved from

Wikipedia. (2014). Max Scheler. Retrieved from

Anon. (n.d). Max Scheler quotes. Retrieved from





Pertemuan 4 Filsafat [Logika Induktif & Deduktif]

Hello everyone~
Ini adalah materi pertemuan ke 4 filsafat di kelas saya. Enjoy readers!


Logika
 atau Penalaran Induktif adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.

Berdasarkan dasar fakta dapat dirumuskan kesimpulan umum. Kesimpulan adalah generalisasi fakta yang memperlihatkan kesamaan. Namun, kesimpulan umum harus dianggap sebagai bersifat sementara. Karena ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.

Persamaan penalaran induktif dengan deduktif
 →Argumentasi keduanya terdiri dari premis-premis yang mendukung kesimpulan.

Perbedaannya adalah penalaran induksi yang tepat akan punya premis-premis benar tapi kesimpulan salah, karena argumentasi penalaran induktif tidak membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan.

Maka argumentasi dalam penalaran induksi tidak dinilai sebagai sahih (valid) atau tidak sahih (invalid), tapi berdasarkan probabilitas.

Cara Penalaran Induktif
 → Proses induksi mulai berdasarkan pada kejadian-kejadian dan gejala partikular. 
 Penal induksi adalah proses penalaran berdasarkan pengertian partikular atau premis          untuk hasilkan pengertian umum atau kesimpulan.

Tiga Ciri Penalaran Induktif
 1) Premis penal induktif = proposisi empiris yang ditangkap indera,
 2) Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas daripada apa yang dinyatakan dalam            premis.
 3) Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya  kredibilitas rasional = probabilitas.

Generalisasi Induktif
 → Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan tentang semua.

Prinsip: Apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi.

Tiga syarat membuat generalisasi:
1) Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu,
2) Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja.
3) Dapat dijadikan dasar pengandaian.


Analogi Induktif
ANALOGI : Membicarakan tentang dua hal yang berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan: persamaan dan perbedaan.
Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi.

Maka analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang     kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain         yang mempunyai sifat esensial yang sama.

Kesimpulan analogi induktif tidak bersifat universal tapi khusus.
Contoh:    Mangga 1: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                 Mangga 2: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                 Mangga 3: kuning, besar, matang, ternyata manis.
                 Mangga 4: kuning, besar, dan matang
                 Kesimpulan tentu manis juga.

Jadi analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan.
Bedanya dengan generalisasi induktif adalah dimana konklusinya berupa proposisi universal.Penalaran induktif konklusinya lebih luas daripada premis-premis.

Deduktif

Deduktif  sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘ umum’ .yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.

Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi. Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya mendahuli deduksi. Sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran



Disarikan dari PPT




Minggu, 19 Oktober 2014

Pertemuan 3 Filsafat [SILOGISME]

Hello everyone~
Ini adalah materi pertemuan ke 3 filsafat di kelas saya. Enjoy readers!

Silogisme  adalah suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru.
Prinsip silogisme adalah bila premis benar à simpulannya benar.
Dua macam silogisme: Silogisme Kategoris dan Silogisme Hipotetis.

A.  Silogisme Kategoris
Silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Contoh:     M – P  Perbuatan jahat itu haram.
                  S – M Menghina itu adalah perbuatan jahat.
                  S – P  Maka, menghina itu haram.
àBila penalaran baik, silogisme memperlihatkan alasan dan dasarnya.

a)   Silogisme Kategoris Tunggal
Mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.

Bentuk-bentuk silogisme kategoris tunggal:
1)    M adalah S dalam premis mayor dan P dalam permis minor. 
     Aturan: premis minor hrs sebagai penegasan, sedangkan premis mayor bersifat        umum.
       Mis :       M – P Setiap manusia dpt mati (mayor)
                      S – M Aristoteles adalah manusia (minor)
                      S – P Jadi, Aristoteles dpt mati (simpulan)

2)    M jd P dalam premis mayor dan minor. 
     Aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.
     Mis :        P – M Lingkaran adalah bentuk bundar (mayor).
                     S – M Segitiga bukan bentuk bundar (minor)
                     S – P Segitiga bukan lingkaran (simpulan)

3)    M menjadi S dalam premis mayor dan minor.
     Aturan: premis minor harus berupa penegasan  dan simpulannya bersifat partikular.
     Mis :        M - P Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar (Mayor)     
                     M - S Ada mahasiswa yg orang bodoh (minor)
                     S - P Jadi, sebagian orang bodoh itu orang dengan tugas belajar                                              (Simpulan)

4)    M adalah P dalam premis mayor dan S dalam premis minor.
     Aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan Simpulan bersifat  partikular.
       Mis :       P – M Influenza itu penyakit (mayor)
                      M - S Semua penyakit mengganggu kesehatan (minor)
                        S - P  Jadi, sebagian yg mengganggu kesehatan itu influenza                                                    (simpulan)


b)   Silogisme Kategoris Majemuk
bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dari tiga premis.

Jenis-jenis silogisme katagoris majemuk:
· Enthymema   adalah silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai alasan.
    Contoh:  Semua arloji bermutu adalah arloji mahal, karena sukar pembuatannya.
                 Arloji Mido itu adalah arloji baik, karena selalu tepat dan awet.
                →Jadi, arloji Mido adalah arloji mahal.

· Enthymema adalah silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Salah satu premis atau simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yang disingkat.
Contoh :     Versi singkat : Jiwa manusia adalah rohani. →Jadi, tidak akan mati.
                  Versi lengkap: Yg rohani itu tidak akan dpt mati.
                                          Jiwa manusia adalah rohani.
                                          àMaka, jiwa manusia tidak akan dapat mati.

· Polisilogisme adalah deretan silogisme dimana simpulan silogisme yg satu menjadi premis utk silogisme yg lainnya.
           Contoh :
          Seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki, merasa tidak puas.
          Seorang yang rakus adalah seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki.          →Jadi, seorang yang rakus merasa tidak puas.

         Seorang yang kikir merasa tidak puas. Budi adalah seorang yang kikir.
          →Jadi, Budi merasa tidak puas.

· Sorites adalah silogisme yang premisnya lebih dari dua. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain sedemikian, sehinggag predikat dari putusan yang satu jadi subjek putusan berikutnya.
           Contoh :
        Orang yg tidak mengendalikan keinginannya, menginginkan seribu satu barang.
       Orang yang menginginkan seribu satu barang, banyak sekali kebutuhannya.
       Orang yang banyak sekali kebutuhannya, tidak tenteram hatinya.
      →Jadi orang yang tidak mengendalikan keinginannya, tidak tenteram                                hatinya.

Hukum Silogisme Kategoris

Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term (S, M, P)
-Kurang dari tiga berarti tidak ada silogisme.
-Lebih dari tiga term artinya tidak ada perbandingan. 
Ketiga term tetap sama artinya. Dalam silogisme S dan P disatukan oleh perbandingan masing-masing dengan M. 

M tidak boleh masuk dlm kesimpulan, karena M berfungsi mengadakan perbandingan dengan term2.Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya. 

Jika S dan P dalam premis partikular, maka dalam simpulan tidak boleh universal. Bila dilanggar akan terjadi latius hos (menarik simpulan yg terlalu luas). Mis. Semua lingkaran bulat. Nah, semua lingkaran itu gambar. Maka, Semua gambar itu bulat. (Simpulan salah, mengapa? Bagaimana yang benar?)


Disarikan dari PPT
19-10-2014


Selasa, 14 Oktober 2014

Pertemuan 2 Filsafat [Panorama Filsafat Ilmu]

Hello everyone~
ini adalah materi pertemuan ke 2 filsafat dikelas saya. enjoy readers!

Pemikiran dalam Filsafat
Ø  REFLEKSI : Manusia menangkap objeknya secara intensionalitas dan sebagai hasil dari proses tersebut, yakni keseluruhan nilai dan makna yang diungkapkan manuia dari objek-objek yang dihadapinya.
Ø  RADIKAL : (radix : akar) mencari pengetahun sedalam-dalamnya.
Ø  INTEGRAL :  kecenderungan memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan.

Cabang-Cabang Filsafat
A.     UMUM
 ·         METAFISIK
1.       ANTROPOLOGI
2.       KOSMOLOGI
3.       TEODICEAI
4.       ONTOLOGI
·         EPISTEMOLOGI
1.       LOGIKA
2.       METODOLOGI
3.       EP. DASAR
·         AKSIOLOGI
1.       ETIKA
2.       ESTETIKA


B.    KHUSUS
Ø  KEILMUAN
v  FIL. ILMU UMUM
v  FIL. ILMU KHUSUS
1.       INTERDISIPLINER
2.       FIL. FISIK
3.       FIL. MATEMATIK
4.       FIL. BIOLOGI
5.       FIL. SOSIAL
6.       FIL. LINGUISTIK
7.       FIL. PSIKOLOGI
Ø  BID. KEHIDUPAN
v  BID. POLITIK
v  BID. EKONOMI
v  BID. SOSIAL
v  BID. BUDAYA

Aliran Filsafat
BARAT: Berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno dan dipelajari secara akademis di di Eropa dan daerah-daerah jajahannya

TIMUR : Berkembang di Asia, (khususnya di India dan Tiongkok) dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Satu cirinya khasnya kedekatan hubungan filsafat dengan agama.

TIMUR TENGAH : Ahli waris tradisi Filsafat Barat. Orang-orang Arab/Islam (juga beberapa orang Yahudi!) yang menaklukkan daerah sekitar Laut Tengah, menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafi mereka.

      Tokoh Filsafat Barat
KLASIK : THALES, SOCRATES, PLATO , ARISTOTELES
PERTENGAHAN : THOMAS AQUINO
MODERN : DESCARTES, LEIBNIZ, PASCAL, SPINOZA, HOBBES
KONTEMPORER: FOUCAULT, CAMUS, SARTRE, HABERMAS, HEIDEGGER

Sumber : PPT


ARISTOTELES

Gambar 1. Aristoteles
Hello everyone~~
Tokoh Filsafat yang akan saya jelaskan untuk pertama kali di blog ini adalah....Aristoteles. Disini akan dijelaskan secara singkat dan yang saya ketahui tentang Aristoteles. enjoy readers!

Aristoteles adalah seorang Filsuf Yunani dan murid dari Plato. Filsafat Aristoteles mulai berkembang pada saat dia memimpi Lyceum, yang mencakup enam karya tulisnya yang membahas tentang logika, yang dianggap sebagai karyanya yang paling penting. Selain itu adalah fisika, metafisika, logika, keindahan, politik, pemerintahan, biologi, zoologi dll.

Menurut saya, Aristoteles adalah bapak ilmu pengetahuan atau sumber dari ilmu pengetahuan, sebab banyak dari pandangannya yang masih digunakan sebagai landasan teori hingga sekarang.Karena itu, nama Aristoteles sering tertulis dalam buku pelajaran, sehingga banyak dari kita yang sudah tidak asing dengan Aristoteles.

Pandangan Aristoteles yang paling saya ingat adalah tentang Zoon Politicon.

"Manusia adalah makhluk yang selalu hidup bermasyarakat 
dan berinteraksi dengan orang lain"
- Aristoteles -


Disarikan dari wikipedia.com
14-10-2014

Jumat, 03 Oktober 2014

Pertemuan 1 Filsafat [Apakah Filsafat Itu?]

APAKAH FILSAFAT ITU?
  1. Pengertian dan Definisi Filsafat
  2. Asal Mula Filsafat
  3. Sifat Dasar Filsafat
  4. Peranan Filsafat
  5. Kegunaan Filsafat
Pengertian dan Definisi Filsafat

Etimologi ‘filsafat’: bhs Yunani ‘φιλοσοφια’ (philosophia), kata majemuk dari φιλοσ (philos) artinya kekasih/sahabat, dan σοφια (sophia) artinya kebijaksanaan/kearifanpengetahuan.

Definisi Para Ahli
  • Filsuf Prasokratik: Filsafat adalah ilmu yang berupaya memahami hakikat (arkhe/asal mula) alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi.
  • Plato : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni.
  • Aristoteles : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari prinsip dan penyebab realitas. 
  • Rene Decartes :Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah Tuhan, alam, dan manusia. (Filsuf Prancis)
  • William James : Filsafat adalah upaya yang luar biasa untuk berfikir jelas dan terang. (filsuf Amerika)


Asal Mula Filsafat

Empat hal yang melahirkan Filsafat :


  • Kekaguman atau Keheranan (Thaumasia)
Aristoteles (Metafisika): Kekaguman manusia mulai berfilsafat

Kekaguman memiliki dua hal penting yaitu ada yang kagum dan ada 

sesuatu yang mengagumkan

Subjek kekaguman : Manusia

Objek kekaguman :Sesuatu yang ada




  • Ketidakpuasan
Sebelum filsafat lahir, mitos berperan besar.

Karena tidak pasti, mitos tidak memuaskan manusia.

Ratio meninggalkan mitos, dan lahirlah filsafat yang mencakup 

seluruh ilmu pengetahuan.



  • Hasrat Bertanya
Kekaguman melahirkan pertanyaan yang tak kunjung habis.

Pertanyaan membuat manusia melakukan pengamatan.

Pertanyaannya mengarah ke dasar dan hakikat.



  • Keraguan
Manusia bertanya karena masih meragukan kebenaran dari apa yang diketahuinya.

keraguan merangsang manusia untuk selalu bertanya, yang kemudian menggiring manusia 

untuk berfilsafat.



Sifat Dasar Filsafat

Berfikir radikal : Berfikir mendalam untuk mencapai akar permasalahan dan memperjelas realitas.
Mencari asas : berupaya menemukan asas yang paling hakiki
Memburu kebenaran: Dipersolkan kembali agar meraih kebenaran yang pasti
Mencari kejelasan : untuk menghlangkan keraguan, melatih kejelasan intelektual (Geisler Feinberg)
Berfikir rasional : ciri-cirinya adalah logis, sistematis, dan kritis.



Peranan Filsafat

Pendobrak : Filsafat sebagai pendobrak pintu tradisi yang sakral atau yang tidak bisa diganggu gugat.
Pembebas : Filsafat  memberikan kebebasan kepada manusia dari cara fikir dan mistis.
Pembimbing : Filsafat membimbing manusia untuk berfikir secara logis dan sistematis.



Kegunanan Filsafat

Ilmu pengetahuan : Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan yang telah melahirkan, merawat, dan mendewasakan ilmu pengetahuan
Bagi kehiduan praktis : Filsafat telah membantu memahami apa arti suatu hal. contohnya adalah nilai keindahan sebuah arsitektur bangunan.

About Veritas




Kami memilih nama Veritas sebagai nama kelompok kami karena Veritas sendiri dalam bahasa latin artinya Truth atau Kebenaran dan dalam mempelajari philosophy, kami berharap agar segala macam yang dipertanyakan dapat menemukan kebenarannya. Semoga kelompok dan blog ini dapat berjalan dengan baik dan memperlancar proses belajar. :)

Visi
Jujur,Kompak,Saling Mengkritisi dan Membantu


Misi
Mendapatkan pengalaman tentang filsafat dan tata cara menulis ilmiah yang dapat diterapkan dengan baik untuk keperluan di masa depan.


Gambar 1. Kami bersama Pak Carolus

Gambar 2. Kami bersama Pak Carolus

"Ignorance is the curse of God; Knowledge is the 
wing where with fly to heaven"
-William Shakespeare-